TUGAS
|
:
|
UJIAN TENGAH SEMESTER
|
NAMA
|
:
|
JESICA ESTERLITA S. N.
|
NIM / KELAS
|
:
|
201721986 / ADH 5-B
|
MATA KULIAH
|
:
|
PEP (PEMASARAN)
|
DOSEN PENGAMPU
|
:
|
WIENTOR RAHMADA
|
1.
Marketing bukan merupakan hal yang sulit.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah melakukan aktivitas marketing
tetapi terkadang, kita sendiri yang tidak menyadarinya. Definisikan arti kata marketing
dengan kata-kata Anda sendiri!
2. Menurut Hermawan Kartajaya (2006), terdapat sembilan elemen pasar
yang sangat fundamental agar perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang
bagus. Gambarkan dan jelaskan masing-masing dari elemen tersebut secara detil!
3. Setiap perusahaan, terutama perusahaan besar yang memiliki struktur
organisasi dibuat dengan berdasarkan pada tingkatannya. Terdapat tiga tingkatan
yang ada meliputi functional, startegic business
unit, dan corperate. Berdasarkan hal
tersebut jelaskanlah :
a.
Gambarkan dan jelaskan perbedaan dari
tiga level di atas!
b.
Jelaskan hubungan antara level perusahaan
ini dengan sembilan elemen pemasaran pada nomor 2!
c.
Carilah contoh perusahaan yang bergerak
di bidang hospitaliti (hotel, resort, restoran, dll.) yang memiliki struktur
tiga level secara komplit dan gambarkan sturktur organisasinya!
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2019
DEFINISI
MARKETING
Apa itu marketing? Marketing atau
pemasaran adalah suatu bentuk implementasi startegi sosial dan bisnis dari
kegiatan sales atau penjualan
dengan melalui proses menciptakan dan berkomunikasi, sehingga diharapkan dapat
memberikan nilai serta meraih kepuasan yang berkelanjutan baik untuk pelanggan
maupun orang sekitar.
NINE CORES ELEMENTS OF MARKETING
Menurut
Hermawan Kartajaya (2006), terdapat sembilan elemen pasar fundamental bagi
perusahaan yang ingin berkembang dengan baik, di antaranya dan dengan berikut dilampirkan
gambar mengenai Nine Core Elements of Marketing oleh
Hermawan Kartajaya (2006)
1. Tactic
Marketing, di mana hal ini
dijalankan oleh para funcitional level seperti
halnya departmental dan
dirancang oleh petinggi pada level itu sendiri, dalam hal ini department
head, dengan tujuan memenangkan sebuah market share,yang
meliputi :
a.
Differentiation
Pada dasarnya, diferensiasi merupakan kegiatan merancang sebuah
satu set perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari
penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima
dimensi berikut ini :
i.
Diferensiasi Produk
Membedakan produk utama dengan berdasarkan keistimewaan, kinerja, kesesuaian,
daya tahan, keandalan, kemudahan untuk maintenance dan
rancangan produk merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam
diferensiasi produk.
ii.
Diferensiasi Pelayanan
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membedakan pelayanan
utama berdasarkan pada pemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan
pada pelanggan.
iii.
Diferensiasi Personil
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membedakan personil perusahaan
berdasarkan pada kemampuan berkomunikasi, kesopanan, kredibilitas, dan cepat
tanggap
iv.
Diferensiasi Saluran
Langkah
pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi, jangkuan, dan kinerja dari
saluran-saluran tersebut. .
v.
Diferensiasi Citra
Langkah ini dilakukan dengan membedakan citra perusahaan dengan
identitas melalui penetapan posisi, perbedaan logo, dan perbedaan iklan.
b.
Selling
Selling atau penjualan adalah suatu elemen berpengaruh pada tactic
marketing yang di mana para pelakunya dituntut untuk dapat
menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk perusahaan.
Tentunya hal ini pun perlu mempertimbangkan penjualan fitur atau jasa apa yang
nantinya akan ditawarkan, begitu pula dengan nilai guna nantinya.
c.
Marketing Mix (4P)
Marketing Mix atau bauran
pasarmerupakan salah satu elemen pasar yang mengombinasikan empat variabel yang
saling mendukung satu sama lain yaitu 4P terdiri Product (produk), Price (harga), Place (tempat),dan Promotion (promosi).
Menurut Kotler dan Armstrong (1997:48), “Bauran pemasaran atau marketing mix
adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk,
harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran”, Berikut adalah
penjelasan dari keempat variabel tersebut :
i.
Product
(Produk)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:274), “Produk
adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga
berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).
ii.
Price
(Harga)
Menurut Sumarni dan
Soeprihanto (2010:281) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan,
maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut.
iii.
Place (Tempat)
Tempat dalam marketing mix biasa
disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada
konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto (2010:288) tentang saluran
distribusi adalah, “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai”.
iv.
Promotion (Promosi)
Promosi adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan pasar dengan
tujuan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Menurut Tjiptono (2008:219),
pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Pada variabel promosi, akan terbagi lagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
a) Advertising (pengiklanan)
Advertising atau pengiklanan adalah bentuk presentasi atau penyajian dan
promosi mengenai ide, barang-barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor
tertentu. Kegiatan ini termasuk bentuk-bentuk iklan dari media massa cetak atau
elektronik, papan reklame, spanduk, poster dan sebagainya tertentu.
b) Personal Selling (penjualan
secara perorangan)
Personal selling merupakan presentasi melalui percakapan satu atau dua orang
penjual yang bertujuan untuk melakukan penjualan. Personal selling dapat
terjadi di toko, di rumah-rumah atau di tempat-tempat perusahaan yang
dikunjungi oleh agen-agen penjual.
c) Sales Promotion (promosi
penjualan)
Sales promotion memberi dorongan kepada pembeli yang umumnya hanya mau
membeli suatu produk dengan imbalan atau dengan iming-iming akan mendapat
hadiah atau bonus tertentu. Biasanya sales promotion dilakukan
pada periode tertentu. Hadiah-hadiah yang diberikan dapat melaui undian,
korting, atau jual obral. Tujuan diadakan sales promotion,
dapat meliputi :
i)
Untuk menarik para pembeli baru.
ii) Untuk memberi penghargaan kepada pemakai yang lama.
iii) Untuk meningkatkan daya beli.
iv) Untuk menghindarkan konsumen berpindah ke merek lain.
v) Untuk meningkatkan jumlah penjualan jangka pendek.
d)
Public Relations/Publicity (hubungan masyarakat)
Tujuan dari publicity ini adalah
untuk memberikan citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Contoh publicity dapat
dilakukan dengan mengundang para wartawan yang berkunjung ke perusahaan,
memberikan wawancara kemudian memuat berita-berita perusahaan di surat kabar.
2.
Strategy
Marketing, di mana
hal ini dijalankan oleh para strategic business
unit yang merancang rencan untuk dapat meraih profit
semaksimal mungkin, dengan tujuan memenangkan sebuah mind share, yang
meliputi :
a. Positioning
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan
citra perusahaan sehingga menepati suatu posisi kompetitif yang berarti dan
berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning adalah
elemen yang sangat utama dalam menentukan startegi pemasaran karena dari
situlah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan
terhadap produk yang ditawarkannya dan produk kompetitornya, sehingga
dihasilkan sebuah peta persepsi.
b. Targeting
Dalam menetapkan target pasar, perusahaan
terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar dengan cara mengelompokkan pelanggan
berdasarkan pada ciri-ciri yang hampir sama. Tahap ini membutuhkan kemampuan
untuk menggali lebih dalam mengenai kebutuhan pasar untuk dapat mengambil
kesempatan segmen pasar yang ingin dituju.
Dalam
memilih target pasar yang akan dituju, perusahaan dapat meempuh tiga alternatif
strategi, di antaranya yaitu :
i. Undifferentiated Marketing, dapat dilakukan dengan cara :
a)
Meninjau pasar secara keseluruhan,
b)
Memusatkan perhatian pada kesamaan kebutuhan
konsumen,
c)
Menghasilkan dan memasarkan satu macam
produk,
d)
Menarik semua konsumen dan memenuhi
kebutuhan semua konsumen,
e)
Pasar yang dituju dan teknik pemasarannya
bersifat massal, dan
f)
Ditujukan kepada segmen terbesar yang ada
dalam pasar.
ii.
Differentiated
Marketing, yang dapat dilakukan dengan cara :
a) Melayani dua atau lebih kelompok konsumen tertentu dengan produk
jenis tertentu,
b) Menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda-beda melalui
program pemasaran yang berbeda-beda untuk setiap kelompok konsumen tertentu,
c) Mengarahkan usahanya pada keinginan konsumen,
d) Memperoleh loyalitas, kepercayaan, serta pembelian ulang dari
kelompok konsumen tertentu.
iii. Concentrated Marketing
a) Memilih segmen pasar tertentu,
b) Memutuskan segala kegiatan pemasarannya pada satu atau lebih segmen
pasar yang akan memberikan keuntungan terbesar,
c) Mengembangkan produk yang lebih ideal dan spesifik bagi kelompok
konsumen tersebut,
d) Memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat di dalam segmen pasar
tertentu yang dipilih.
c.
Segmenting
Segmentation yang merupakan salah
satu dari strategy marketing adalah
termasuk dalam pemetaan pasar, dimana dalam bagian ini ada beberapa cara untuk
memetakannya ke dalam beberapa kategor, di antaranya :
i.
Segmentasi Pasar Berdasarkan Geografi
Segmentasi ini dipengaruhi oleh luas wilayah, kepadatan jumlah
penduduk dan bahkan iklim. Segmentasi in seakan menjadi segmentasi yang lintas
wilayah. Sebagai contoh, dapat dilihat dari banyaknya penduduk di pinggiran
kota atau sub urban yang terbiasa
untuk membeli rokok kretek, yang ternyata memang hanya dijual untuk daerah
tertentu saja.
ii.
Segmentasi Pasar Berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini terbagi berdasarkan jenis kelamin, usia,
penghasilan, pendidikan, agama, ras, warganegara, dan lainnya. Contoh,
penjualan pembalut yang hanya menargetkan wanita sebagai segmen pasarnya.
iii.
Segmentasi Pasar Berdasarkan Psikografi
Segmentasi ini
berorientasikan pada ikatan emosional, yang juga tidak menutup kemungkinan
berkaitan erat dengan nilai unsur sejarah, kepribadian, dan gaya hidup. Sebagai
contoh, maraknya budaya Korea di Indonesia membuat hampir sebagian kaum hawa
terkena dampaknya untuk membeli barang-barang seperti riasan dan skin
care yang berasal dari negeri ginseng tersebut.
3.
Value Marketing, di mana
hal ini dijalankan oleh corperate seperti
halnya dan dirancang oleh petinggi pada level itu sendiri, dengan tujuan
memenangkan sebuah heart share,yang meliputi :
a.
Brand
Brand atau merek bukan hanya sebuah nama, logo
atau simbol, tetapi adalah value indicator. Dengan
merek perusahaan mampu membebaskan dirinya dari kurva penawaran-permintaan.
Selain brand, ada yang namanya tagline yang
digunakan untuk meningkatkan kekuatan brand atau
iklan. Tagline diklaim sebagai
yang paling efektif untuk menarik perhatian ke satu atau lebih aspek dari suatu
produk. Tujuan utama penggunaan tagline adalah
untuk menekankan ungkapan bahwa perusahaan ingin diingat oleh, terutama untuk
pemasaran citra perusahaan atau koneksi ke produk.
b.
Service
Service bukan hanya layanan pasca-jual (after-sales
service), layanan pra-jual (before-sales
service), atau layanan saat-jual (during-sales
services). Semua perusahaan berada dalam satu kategori bisnis,
yaitu bisnis servis. Perusahaan harus memberikan solusi yang tepat kepada
pelanggannya terlepas dari bidang apa perusahaan itu bergelut.
c.
Process
Process mencerminkan kualitas, biaya dan
penghantaran produk dari suatu perusahaan kepada pelanggan, yang menuntut
perusahaan untuk menjadi the captain of supply-chain process.
STUDY CASE
THE THREE LEVEL OF THE FUNCTIONS
1. Corperate Level
Suatu rencana manajerial yang disusun oleh sebuah perusahaan
merupakan titik dalam memulai suatu bisnis yang akan berdampak pada
pemasarannya. Oleh karena itu, tugas ini hanya akan dilakukan oleh
pimpinan puncak organisasi (Chief Executive Officer) dan
beberapa orang kunci lain dalam jajaran manajemen puncak. Di beberapa
perusahaan, CEO juga lah yang akan
bertanggung jawab pada stakeholder maupum
pemilik perusahaan itu sendiri (owner).
2. Strategic Business Unit Level
Isu sentral yamg mendasari pembentukan
strategi bisnis adalah bagaimana mengembangkan dan sekaligus memperkuat posisi
persaingan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mencapai hal itu maka
startegi bisnis yang terbentuk harus diarahkan pada kemampuan memeberi respon
atas perubahan lingkungan, menciptakan daya saing dan tetap mempertahankan
keunggulan persaingan yang dimiliki, memadukan berbagai strategi fungsional
utama sebagai pendukung kekuatan organisasi, dan mengarahkan berbagai
permasalahan strategi dan operasional yang dihadapi untuk kepentingan unit
bisnis.
Perusahaan
harus mampu mencari karakteristik khusus dan merupakan kunci sukses sehingga
dapat dipergunakan untuk membedakan diri dengan bentuk organisasi lainya yang
sejenis. Kompetensi yang diinginkan dapat bersumber dari aktivitas pada research
and development, manufaktur, distribusi, dan costumer
service. Dalam arti yang luas, strategi bisnis akan sangat
berkaitan dengan bagaimana mengelola berbagai aktivitas fungsional untuk
mendukung pola pendekatan bersaing yang dipergunakan perusahaan.
Adapun pemangku atau pelaksana dari Strategic
Business Unit adalah para jajaran yang berorientasikan pada
bisnis dan profit agar hal tersebut dapat dikolaborasikan dengan functional
level.
3. Functional Level
Strategi operasional menunjukan pada
cakupan yang lebih sempit dan pendekatan yang rinci yang dilakukan oleh jajaran
manajer fungsional atau area manajer lainya. Strategi operasional, walaupun
mempunyai cakupan yang lebih sempit, tetapi tetap memiliki andil yang cukup
besar dalam pencapaian target organisasi.
Sementara itu, tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan strategi
fungsional pada umumnya dibebankan pada masing-masing manajer fungsional yang
ada. Sudah barang tentu manajer fungsional dalam praktiknya akan banyak dibantu
oleh beberapa staf lain yang menjadi pendukungnya. Ini bukan berarti
masing-masing dari functional manager akan
mementingkan pada bidangnya, tetapi gambaran yang diinginkan adalah adanya
keseimbangan di antara manajer fungsional dalam memformulasi strateginya
masing-masing.
THE RELATION BETWEEN THE FUNCTIONAL LEVELS AND NINE CORE
ELEMENTS OF MARKETING
Dalam menjalankan sebuah pemasaran, terdapat keterkaitan antara
formulasi strategi bisnis dengan sembilan elemen pemasaran menurut Hermawan
Kartajaya (2006), di antaranya sebagai berikut :
1.
Untuk menjalankan tactic
marketing yang meliputi differentiation,
selling, dan marketing mix,
di mana hal ini dilaksanakan oleh para funcitional
level seperti halnya departmental.
Pada titik ini, functional level dituntut
untuk berorientasikan pada startegi engagement pada
pelanggan. Strateginya pun akan disusun oleh petinggi pada level itu sendiri,
dalam hal ini department head, dengan
tujuan memenangkan sebuah market share di dalam
pasar.
2. Melaksanakan sebuah strategy marketing yang
meliputi positioning, targeting, dan segmenting,
dibutuhkan tenaga profesional yang mampu merancang suatu rencana untuk dapat
meraih profit semaksimal mungkin, dengan tujuan memenangkan sebuah mind
share. Dalam hal ini dibutuhkan tenaga profesional pada level strategic
business unit yang mampu explore dan
menggali lebih dalam suatu pasar agar dapat terbentuk gambaran mengenai pasar
yang akan menjadi targetnya.
3. Value marketing yang meliputi process,
service, dan brand,di mana
hal ini dirancangkan oleh corperate level seperti
halnya dan dirancang oleh petinggi pada level itu sendiri, dengan tujuan
memenangkan sebuah heart share. Value
marketing pada dasarnya merupakan titik awal, di mana sebuah
produk itu sendiri akan dibentuk menurut brand dan merk yang
akan dimilikinya.
THE ORGANIZATION
STRUCTURAL OF THE FUNCTIONAL LEVEL
Berikut dilampirkan struktur organisasi sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang hospitaliti dan sudah mencakup ketiga fungsi strategi
bisnis. Perusahaan tersebut adalah Hotal Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru.
Comments
Post a Comment